01 Januari 2011

Visi Pembangunan Pantai Selatan Jabar (Bag. 3)

'Meruwat' Pantai Selatan

Pengumuman barusan tentang hasil penilaian kelayakan Ciamis Selatan sebagai kabupaten baru, sejujurnya bagi saya tidak mengejutkan. Karena saya mengamati hal itu mulai dari Sukabumi Selatan, yang pertama membangun wacana dan memperjuangkan aspirasi pemekaran kabupaten di selatan Jabar. Kemudian bergulir dan merembet ke Cianjur Selatan, Bandung Selatan, Garut Selatan dan Tasik Selatan, yang terakhir Ciamis Selatan. Dan kita tahu hasilnya, semuanya "rontok"!


Saya melihat gerakan di tempat-tempat lainnya tidaklah sekuat Sukabumi Selatan. Sedangkan gerakan Ciamis Selatan mungkin sedikit lebih baik, tetapi masih dibawahnya. Asal tahu, dulur-dulur di pakidulan Sukabumi memang tidak berhasil memekarkan diri sebagi kabupaten yang terpisah dari induknya. Tetapi atas perjuangan dan gerakannya yang cantik --atau kemujuran(?)--, kemudian 'diganjar' sesuatu yakni dengan diboyongnya ibukota Kabupaten Sukabumi ke daerah selatan, tepatnya di Pelabuhan Ratu.

Saya dan kawan-kawan yang punya hobi hiking/petualangan desa, pernah belajar ke Sukabumi Selatan bagaimana mereka bisa seperti itu. Salah satu dari kawan saya begitu tertariknya, sehingga ia belajar total dan mengabdikan hasil pembelajarannya itu di sebuah desa yang permai, Desa Buniwangi di Pelabuhan Ratu, sampai sekarang.

Saya pernah bertemu dengan para penggiat dari Cipatujah dan Cikatomas serta dari Pameungpeuk dan Cisewu pada suatu kesempatan di Bandung, selepas membidani lahirnya DPKLTS/Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda pada tahun 2001/2002.

Dari hasil pertemuan dan bincang-bincang dengan mereka, saya merasakan adanya energi sosial yang tertumpuk melalui suara-suara mereka yang bergetar. Saya juga melihat semangat dari kilatan mata mereka. Tetapi ketika mereka berdiri tampak lesu. Mereka kelihatan seperti kurang percaya diri untuk mengasah gagasan dan menyuarakan aspirasinya, karena dikiranya daerah mereka miskin sumberdaya alamnya, sehingga kemudian dipikirnya kecil kemungkinan untuk menjadi kabupaten baru.

Pandangan saya sekarang mulai bergeser ke arah timur lagi, menyeberang Sungai Citanduy, tertuju ke Cilacap. Saat ini di Cilacap juga tengah terjadi 'gerakan' seperti yang pernah terjadi di selatan Jabar, untuk pemekaran Kabupaten Cilacap. Kita lihat sama-sama, seperti apa gerangan hasilnya nanti.

Mendahului dari apa yang akan terjadi dari dinamika dan proses politik Wong Cilacap, beberapa kalangan pesimistis bahwa nasibnya Cilacap mungkin akan seperti tetangganya di selatan Jabar. Jika demikian adanya, sungguh 'sial' bagi kita yang tinggal dan berada di selatan. Seorang sahabat saya dari Pekan Baru mengamininya dengan mengatakan bahwa itu adalah efek dari 'kutukan selatan'. --entah siapa yang mengutuknya---

Sahabat saya melanjutkan; 'Selatan' memang memiliki konotasi atau stigma keterbelakangan dan penyedotan sumberdaya alam. Dalam konteks lokal/nasional daerah-daerah di selatan umumnya daerah-daerah yang memiliki gambaran seperti yang dikonotasikan tersebut. Dapat dilihat mulai di sepanjang pantai selatan Sumatera dan pantai selatan Jawa, Dengan semangat dia melanjutkan, Amerika Selatan misalnya kalah jauh dengan Amerika Utara. Klimaksnya dia setengah berseru; Negara-negara di dunia ini dikelompokan sebagai 'negara utara' dan 'negara selatan'. Negara-negara utara adalah negara-negara kaya dan maju, sebaliknya negara selatan adalah negara-negara yang terbelakang dan miskin, yang suka mengemis-ngemis bantuan dan bantuan. Kawan saya menutupnya dengan pernyataan; Padahal utara bisa demikian karena menyedot sumberdaya yang ada di selatan.

Saya terhenyak juga mendengar kisah "kutukan selatan" tersebut. Tetapi saya sama sekali tidak percaya dengan takhayul dan mitos seperti itu! Lihatlah Korea Selatan yang progresif (maju), demikian halnya dengan Afrika Selatan yang dengan gemilang berhasil dengan cepat mensejajarkan diri dengan negara-negara maju. Atau tidak jauh-jauh, Bali Selatan, konon nadi pulau Bali itu dihentakan dari bagian selatannya. Jadi terbukti, kalau mau, 'selatan' ternyata bisa maju.

Saya lebih percaya pada; bahwa orang-orang selatan kalah strategi dalam menyuarakan dan meraih cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya secara mandiri dan berkeadilan. Dalam hemat saya penguatan strategi adalah cara yang masuk akal untuk 'meruwat' daerah pantai selatan Jabar, untuk membebaskannya dari 'kutukan selatan'.(bersambung).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar