31 Desember 2008

Catatan Akhir Tahun 2008






Menjelang tutup tahun 2008 ada beberapa berita yang menggembirakan bagi para pendukung dan simpatisan pemekaran kabupaten Ciamis Selatan. Pada awal Desember 2008 terbetik berita bahwa Ciamis Selatan tidak layak untuk dimekarkan sebagai kabupaten baru. Hari-hari berikutnya pada awal sampai pertengahan bulan itu terjadi dinamika dan kritisi atas hasil kajian Bapeda-Unpad. Belum genap tiga minggu hasilnya berubah seratus delapan puluh derajat; Ciamis Selatan layak untuk dimekarkan sebagai kabupaten baru. Demikian perubahan itu terjadi begitu cepat, yang saya pantau dari Pikiran Rakyat Online.

Saya sendiri menyikapi berita itu biasa-biasa saja. Seperti halnya warga masyarakat pakidulan Ciamis yang juga biasa-biasa saja: tak ada euphoria, apa lagi peraayaan! Seorang putera Pangandaran yang tengah merantau di Bandung sengaja datang ke kidul untuk mengetahui suasana di lembur. Katanya dari beberapa orang yang ditemuinya tidak merasa ‘ngeh’ alias tidak tahu apa yang terjadi.

Saya penasaran dengan itu, saya angkat telepon dan kontak beberapa kawan juga kerabat di kidul. Tak lupa juga saya kontak seorang kawan akrab dari Cimerak yang sedang ber-caleg. Ternyata hasilnya juga ‘sami mawon’ tak ada yang ‘ngeh’.

Fenomena di atas menyisakan dua pertanyaan besar bagi saya. Pertama, mengapa perubahan itu demikian cepat terjadi? Kedua, kemana ribuan pendukung yang semangat dan optimis ketika ikrar perjuangan Ciamis Selatan digelar di Pangandaran di tahun yang silam?

Kenaifan yang Telanjang

Sejauh yang saya telusur dari media dan dikonfirmasi dari seorang caleg dari Pangandaran perubahan hasil penilaian kelayakan itu terjadi karena tim pengkaji menggunakan data-data tahun 2006. Konon kemudian tim pengkaji melakukan revisi dengan menggunakan data-data tahun 2007, dan kita tahu hasilnya ‘sim salabim’: layak!

Saya dapat membayangkan bagaimana kemudian tim pengkaji itu berkerja keras melakukan revisi dalam hitungan hari. Padahal sebelumnya mereka melakukan kajian pertamanya itu berbulan-bulan, itu pun masih dibantu oleh tenaga ahli independen dari ITB. Dengan itu saya jadi terpicu untuk menyinggung tentang kajian statistik (data dan angka) –ini terpaksa disinggung karena perubahan hasil terjadi karena angka-angka.

Seorang guru besar statistik, Prof. Endang Suhendang dari Cigugur yang sekarang mengajar di IPB pernah mengatakan bahwa sampai rentang batas waktu tertentu suatu data itu masih bisa digunakan. Data sampai rentang waktu lima tahun terakhir masih dapat diterima untuk tujuan suatu penelitian atau kajian ilmiah. Sementara pada sisi lainnya dikatakannya tidaklah memadai jika suatu potret data (hanya satu tahun saja misalnya) digunakan sebagai pijakan untuk suatu kebijakan. Karena di situ tidak akan terlihat trend/kecenderungan serta perubahan.

Memang demikian adanya; lingkungan itu selalu berubah dan data-data selalu dinamis. Oleh karenanya performance suatu daerah juga berubah-ubah dan dinamis, dia bisa naik, stagnan, atau sebaliknya menurun. Sehingga potret keadaan sesaat sama sekali tidak memadai untuk melihat suatu dinamika.

Sebuah kajian yang berani, yang semestinya dilakukan untuk suatu tujuan penting seperti pemekaran daerah, bahkan harusnya dapat menggunakan data-data ‘masa depan’. Maksudnya adalah data-data yang diproyeksi ke depan untuk melihat kecenderungan dan perubahan yang terjadi. Proyeksi itu bisa dilakukan dalam 10, 20 sampai 50 tahun ke depan. Tentu saja dalam melakukan proyeksi itu data-data 30 tahun yang lalu juga dijadikan sebagai pijakan.

Kembali ke proses kajian pemekaran Ciamis Selatan. Data statistik tahun 2006 kemudian di-rejected karena hasilnya ‘tidak memuaskan’ suatu pihak. Kemudian diubah dengan menggunakan statistik 2007. Untung saja statistik tahun 2007 itu performancenya bagus, sehingga hasilnya memadai untuk memenuhi sesuatu yang dipersyaratkan. Saya tak habis pikir, apakah Bapeda dan tim pengkaji tidak tahu ada data terbaru 2007? Kalaupun tahu, hemat saya bukan di situ isu/persoalannya.

Penggunaan cara kajian dengan data sesaat seperti itu sungguh amat naif. Karena logika sederhananya gampang saja, yakni sejauh data itu tidak dapat memenuhi persyaratan. Maka input data untuk kajian bisa gampang diganti-ganti. Skenarionya begini, kalau saja data 2007 tak menghasilkan sesuatu yang diharapkan maka ganti dengan data 2005 atau sebelumnya atau rata-rata data sepuluh tahun tahun terakhir, atau tunggu data tahun 2008 dan/atau lain-lain justifikasi yang bisa gampang dibuat.

Saya percaya pada angka-angka statistik, tetapi saya lebih percaya lagi pada apa-apa yang terjadi dibalik angka-angka itu. Saya lebih percaya pada bahwa perubahan hasil penilaian kajian kelayakan pemekaran Ciamis Selatan bukan karena perubahan angka-angka melainkan lebih kepada proses-proses politik yang terjadi. Sekali lagi kerangka pendekatan kajian angka-angka yang telah dilakukan sejauh ini yang saya pahami dari sumber terbatas (media), sama sekali tidak meyakinkan saya, kecuali kenaifan yang telanjang.

Epilog 2009

Kalau dipaksakan mau berhitung angka-angka, bolehlah, karena ini mungkin lebih realistis. Mari kita berhitung apakah di tahun 2009, Jeje Wiradinata yang menjadi lokomotif utama untuk proses-proses politik pemekaran Ciamis Selatan masih memiliki kesempatan untuk tetap menduduki kursinya sebagai ketua DPRD Ciamis? Sehingga dengan itu masih memiliki ‘power’ untuk menjalankan mesin politiknya untuk proses-proses perjuangan aspirasi pemekaran Ciamis Selatan.

Ataukah sebaliknya para anggota legislatif Ciamis di 2009 nanti justru akan diisi oleh orang-orang yang tidak memiliki kepekaaan terhadap aspirasi warga pesisir selatan Jabar? Atau lebih buruk lagi pihak-pihak yang kontra?

Atau apakah gerakan perjuangan pemekaran Ciamis Selatan ini hanya akan disandarkan kepada kalangan elitis saja? –ini pernah ‘disindir’ oleh kerabat kita dari Blog Saung Ciamis. Dimanakah gerangan ribuan pengikrar pemekaran kabupaten Ciamis Selatan itu?

Perjalanan dan perjuangan masih panjang kawan! Jangan cepat percaya dan gembira dengan berita tutup tahun 2008 tentang pemekaran Ciamis selatan. Dan jangan pula cepat pesimis/skeptis.

Selamat Tahun Baru 2009! Semoga sukses menyertai Anda semua.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar